PADANG - Bahan bakar minyak (BBM) jenis premium telah menjadi barang langka di Kota Padang. Pasalnya, tidak semua stasiun pengisian bahan bakar umum (SPBU) menjual premium.
Akibatnya, terjadi antrian panjang di SPBU yang menjual BBM bersubsidi tersebut. Antrian itu bahkan sampai ke badan jalan, sehingga membuat laju kendaraan menjadi sedikit terhambat.
Para pengendara mobil yang ikut mengantri di SPBU tersebut mengaku pemandangan seperti ini sudah biasa terjadi. "Kalau premium ada pasti ada antrian panjang," ujar salah seorang pengantri.
"Selisih harga pretalite dan premium cukup banyak. Harusnya Pertamina memasok premium di semua SPBU, biarkan masyarakat memilih sesuai kebutuhannya, jangan dibatasi seperti ini," sesal salah seorang warga.
Pihak PT Pertamina menyatakan antrian kendaraan di stasiun pengisian bahan bakar umum (SPBU) di sejumlah daerah di Indonesia bukan karena terjadi kelangkaan bahan bakar minyak (BBM) subsidi, jelas Representatif Penjualan BBM Pertamina Cabang Padang, Wahyu Wibowo pada hearing Komisi II DPRD Kota Padang dengan Pertamina Cabang Padang, Senin (26/11).
"Ini bukan kelangkaan bbm. Terjadinya antrian adalah konsekuensi dari Pertamina melaksanakan amanat dari APBN. Ini dilakukan Pertamina untuk menjaga kuota yang ditetapkan APBN," kata Wahyu Wibowo.
Banyaknya antrian atau antusiasme warga terhadap premium Rp.6.450, -. Pertalite Rp.8.000, -. Hal itu sangat berpengaruh terhadap pembelian. Desain lokasi SPBU di Kota Padang kurang maksimal atau bervariatif.