Menjawab tantangan wakil rakyat Kota Padang pada pembahasan anggaran di Gedung Bundar membuatbKepala Badan Pendapatan Daerah (Bapenda) Kota Padang, Adib Alfikri mewanti-wanti kolektor Pajak Bumi dan Bangunan (PBB) agar melakukan pendekatan dari hati ke hati kepada warga yang menjadi Wajib Pajak.
"Dekati Wajib Pajak dari hati ke hati. Kalau permasalahan pasti ada, namun fokus kita adalah agar mereka mau bayar pajak, sehingga target kita tercapai," tegasnya pada apel kolektor PBB di Pokja V (Koto Tangah-Nanggalo), Sebtu, 9 September 2017.
Ia mengatakan, dari semua data pajak, maka data PBB paling kacau. Makanya, kolektor yang turun ke lapangan juga berperan memperbaiki data-data yang selama ini belum valid.
Saya ingin, kita turun ini menyelesaikan data yang belum selesai. Data-data yang tidak valid itu jangan ada lagi di tahun 2018," cakapnya.
Kecuali, katanya lagi, yang bermasalah itu adalah luas tanahnya. Jangan lagi, persoalan data, disangkutkan ke kantor camat.
"Kawan-kawan di kantor camat itu sudah banyak kerja mereka. Jangan disibukan mereka dengan hal-hal yang sepele. Namun, koordinasi tetap kita lakukan. Nanti saya yang akan bicara dengan para camat," tegasnya.
Dikatakan Adib, sebanyak 261 orang kolektor yang tersebar di 104 kelurahan, pada hari Sabtu dan Minggu, mereka akan fokus di komplek perumahan.
"Jumlah Pokja ada 5. Pada Sabtu dan Minggu kita fokuskan kolektor turun ke komplek perumahan. Karena, sebagian besar warga komplek ASN dan alat negara," ujarnya.
Dari 11 kecamatan, Koto Tangah berada diperingkat 11 dalam pencapaian target PBB. Ia ingin pencapaian itu ditingkatkan.
"Kalau saat ini peringkat 11, saya harapkan dengan kegigihan, harus peringkat 9," harapnya