PADANG – Setiap Jumat pagi, ASN Pemko Padang yang berkantor di komplek perkantoran Balaikota Padang, Aie Pacah rutin mengikuti wirid pengajian. Kali ini Jumat (24/8), menghadirkan Ustaz H. Gufron,SS selaku penceramah.
Dalam tausiahnya, Ustaz Gufron pun menyampaikan beberapa pesan dakwah khususnya mengupas terkait makna berkurban menurut Islam yang baru-baru ini dirayakan.
Berkurban saat hari raya Idul Adha dianjurkan sangat kepada siapa saja umat muslim yang sudah mampu dalam hal ekonomi.
Dalam sejarahnya, disebutkan dalam Al Qur'an, Allah memberi perintah melalui mimpi kepada Nabi Ibrahim untuk mempersembahkan Ismail. Disebut dalam Al Qur'an bahwa Ibrahim dan Ismail mematuhi perintah tersebut dan tepat saat Ismail akan disembelih, Allah menggantinya dengan domba.
Allah Swt berfirman dalam Surat Ash Shaaffaat ayat 102-107 yang artinya "Maka tatkala anak itu sampai (pada umur sanggup) berusaha bersama-sama Ibrahim, Ibrahim berkata: "Hai anakku sesungguhnya aku melihat dalam mimpi bahwa aku menyembelihmu. Maka fikirkanlah apa pendapatmu!" Ia menjawab: "Hai bapakku, kerjakanlah apa yang diperintahkan kepadamu; insya Allah kamu akan mendapatiku termasuk orang-orang yang sabar". Tatkala keduanya telah berserah diri dan Ibrahim membaringkan anaknya atas pelipis(nya), (nyatalah kesabaran keduanya ), dan Kami panggillah dia: "Hai Ibrahim, sesungguhnya kamu telah membenarkan mimpi itu sesungguhnya demikianlah Kami memberi balasan kepada orang-orang yang berbuat baik. Sesungguhnya ini benar-benar suatu ujian yang nyata, dan Kami tebus anak itu dengan seekor sembelihan yang besar.
“Dari petikan ayat Al Qur'an tersebut, kita dapat menarik tiga ini makna dalam berkurban seperti yang diperlihatkan dari keteguhan serta ketabahan hati yang dimiliki Nabi Ibrahim,” katanya.
Diantara tiga makna tersebut yaitu, pertama makna berkurban adalah mendekatkan dan berserah diri kepada Allah SWT. Seperti misalnya Nabi Ibrahim yang telah mengikhlaskan Putranya (Nabi Ismail) yang sesungguhnya sangat beliau cintai, dengan perintah Allah maka beliau rela untuk mengurbankan putranya tersebut, hal ini tentunya merupakan wujud dari penyerahan dirinya kepada Allah SWT.
Kemudian yang kedua, dengan cara berkurban manusia tersebut diajarkan untuk berbagi kepada para mukmin lain, yang pastinya mereka kurang mampu. Dengan adanya kurban ini kaum muslim yang kurang mampu juga ikut merasakan bagaimana indahnya Islam dengan adanya hari kurban tersebut. Lalu yang ketiga, dengan berkurban keikhlasan dari manusia itu pastinya diuji, diuji dari sifat rakus dan tamak akan harta dunia yang mereka senangi.
“Sehingga kurban itu berarti memberikan apa yang telah dicintai (duniawi) serta apa yang disayangi, dalam hal ini adalah harta yang kita miliki, yakni dengan cara berkurban,” terangnya.
Adapun untuk manfaat berkurban sendiri ada beberapa diantaranya, untuk memupuk rasa empati, melatih diri menjadi orang dermawan, meningkatkan ketaqwaan pada Allah, bekal pahala di hari akhir dan membangun solidaritas terhadap sesama.
“Kemudian manfaatnya lagi yaitu merupakan keberkahan dalam rezeki, menghindarkan diri dari sikap tamak, menjaga silarutahmi, memenuhi kebutuhan gizi kaum kecil sekaligus memakmurkan masjid,” tukasnya sembari menutup tausiah. (David/Fsl/Nda/Im/Adi)