PADANG - Rencananya akan dibebaskan lahan sepanjang 8,9 Ha membangun terowongan jalan tol Padang - Pekanbaru. Jika dibangun akan dipinjam dari Jepang dan berlangsung secara bertahap mulai 2018 - 2023 dan baru bisa operasional pada tahun 2024. Perencanaannya sejak 15 tahun lalu sejak Gubernur Sumbar dijabat Gamawan Fauzi dan study kelayakan baru terealisasi hari ini.
Demikian penjelasan Alexander Indra Lukman, anggota DPR RI dari Fraksi PDIP di Sikola Cape, Jum'at (4/5).
Mengingat anggaran untuk membuat lima terowongan yang menembus kawasan Bukit Barisan tersebut memerlukan Rp 6 triliun sepanjang 8,9 km di seksi tol Bukittinggi – Pangkalan.
“Pemerintah punya opsi pembangunan terowongan memakai pinjaman dari Jepang. Masyarakat janganlah menilai jelek Presiden membangun infrastruktur dari pinjaman. Karena manfaat dari jalan tol tersebut tidak bisa dirasakan pada saat ini, namun akan dirasakan oleh masyarakat Sumbar pada 20 – 30 tahun yang akan datang,” kata Alex.
Sebelumnya Presiden Joko Widodo pada hari Jumat (9/2/2018) lalu sudah meresmikan dimulainya pembangunan jalan tol Padang-Pekanbaru Seksi I (Padang-Sicincin) sepanjang 28 kilometer.
Proyek jalan tol ini sekaligus pencetakan sejarah. Jika proyek rampung, jalan tol ini merupakan jalan tol pertama yang ada di Provinsi Sumatera Barat.
Presiden menegaskan bahwa pembangunan jalan tol tersebut bukan hanya untuk meningkatkan konektivitas orang, melainkan juga melancarkan distribusi barang. Dengan demikian harga produk dapat bersaing dengan negara lain.
Namun diketahui sejak 3 tahun terakhir tidak ada berubah panjang ruas jalan nasional. Dengan adanya jalan tol ini maka diharapkan banyak tumbuh peluang pertumbuhan perekonomian baru, ujar Insannul Kamil (Dekan Fakultas Teknik Unand).
Sementara anggota DPD RI daru Sumatera Barat, Novi Candra mempertanyakan seberapa penting jalan tol tersebut. Berapa banyak pengusaha UMKM dan akan menurunkan penghasilan, ujar Novi kuatir.
Diharapkannya Sumbar yang merupakan sumber pangan Riau, dikuatirkan berbalik situasinya karena ketidaksiapan pemerintah.
Menurut Insannul, Sumbar merupakan sumber pertumbuhan ekonomi Indonesia pada tahun 2017 adalah industri pengolahan, yakni 0,91 persen. Selain itu, disusul sektor konstruksi sebesar 0,67 persen, perdagangan 0,59 persen, dan pertanian 0,49 persen.
"Sumber pertumbuhan 3 tahun terakhir dari industri pengolahan. Kalau bisa meningkatkan pertumbuhan di industri dampaknya bisa besar, karena menyerap banyak tenaga kerja dan kontribusinya besar sekali," sebutnya.
"Jangan hanya Alexander Indra Lukman yang mengawal rencana besar ini tetapi Novi Candra harus mengawal anggarannya lewat pembahasan APBN. Mereka berdua adalah wakil rakyat Sumbar yang akan memperjuangkan harapan dan aspirasi rakyat Sumbar.
Highway belum ada Padang Pekanbaru, dengan adanya pertumbuhan infrastruktur maka menunjang pertumbuhan ekonomi kedua provinsi.
Dialog Kedjajan Bangsa bersama DPP IKA unand
melihat sangat banyak manfaat yang diperoleh Sumbar dengan adanya pembangunan tol ini. Diantaranya adalah manfaat dari pariwisata, ekonomi, dan sektor lainnya.
“Dari sektor ekonomi contohnya hasil pertanian Sumbar sangat mudah dibawa keluar Sumbar. Dari pariwisata, pasti destinasi wisata Sumbar ramai dikunjungi, karena jarak tempuh sudah semakin singkat. Jika ke Pekanbaru biasa ditempuh 8 jam, dengan adanya jalan tol dipangkas menjadi 4 jam saja,”papar Alex.
Direktur utama PT Semen Padang Yosviandri juga menyampaikan, manfaat pembangunan jalan tol sangat terasa sekali bagi perusahaan Semen Padang sendiri. Dampaknya adalah mengirit biaya distribusi semen, serta memperluas pemasaran semen di wilayah Sumatera.Ia mencontohkan jika selama ini produksi semen dan klinker ke Dumai dibawa dengan kapal.
Hadir dalam membahas yol Padang - Pekanbaru yakni Alex Indra Lukman* (Anggota DPR RI), Nofi Candra (Anggota DPD RI), Yosviandri (Dirut PT Semen Padang), Ramal Saleh (Ketua KADIN Sumbar) dan Yunire Yunirman (Kadis PUPR Limapuluh Kota). Sementara moderator acara dialog langsung dipandu Insannul Kamil (Dekan Fakultas Teknik Unand).