Wahyu Iramana Putra : Warga Kota Padang Agar Senantiasa Mengingat Sang Pencipta
PADANG - Wakil Ketua DPRD Kota Padang mengajak masyarakat Kota Padang untuk berserah diri pada Sang Pencipta terkait sejak tahun 2004 sudah terbiasa menghadapi bencana gempa.
Hal itu membuat kita selalu mengkoreksi diri agar senantiasa beribadah dan memperkuat iman dalam menghadapi berbagai cobaan, ujar Wakil Rakyat Kota Padang ini.
Hal ini diingatkannya pada seluruh warga Kota Padang mengingat hari Jumat, 1 September 2017 pukul 00:06:56 WIB, wilayah Pantai Barat Sumatera diguncang gempabumi tektonik. Hasil analisis terkini BMKG menunjukkan bahwa gempabumi berkekuatan M=6,0 (Update) terjadi dengan koordinat episenter pada 1,33 LS dan 99,65 BT, atau tepatnya berlokasi di laut pada jarak 57 km arah timur laut Kota Muarasiberut, Kabupaten Kepulauan Mentawai, Propinsi Sumatera Barat pada kedalaman 59 km.
Dampak gempabumi yang digambarkan oleh Peta tingkat guncangan (shakemap) BMKG menunjukkan bahwa dampak gempabumi berupa guncangan dirasakan di daerah Padang, Pariaman, Painan dan Kep. Mentawain II SIG-BMKG (V MMI), Padang panjang, Bukit Tinggi II SIG-BMKG (IV MMI), Lima Puluh Kota, Tanah Datar, Solok, Mukomuko,Bengkulu Utara II SIG (II-III MMI),Kepahiang I SIG-BMKG(I-II MMI). Guncangan gempabumi ini belum menimbulkan kerusakan.
Ditinjau dari kedalaman hiposenternya, tampak bahwa gempabumi ini termasuk dalam klasifikasi gempabumi dangkal akibat aktivitas subduksi Lempeng Indo-Australia ke bawah Lempeng Eurasia tepatnya di zona Megathrust yang merupakan zona subduksi lempeng yang berada di Samudera Hindia sebelah barat Sumatra. Konvergensi kedua lempeng tersebut membentuk zona subduksi yang menjadi salah satu kawasan sumber gempabumi yang sangat aktif di wilayah Sumatra. Hasil analisis mekanisme sumber menunjukkan bahwa gempabumi ini dipicu oleh penyesaran naik.
Hingga pukul 00:36 WIB, Hasil monitoring BMKG belum menunjukkan adanya aktivitas gempabumi susulan (aftershock). Kepada masyarakat di sekitar wilayah Kabupaten Kepulauan Mentawai dihimbau agar tetap tenang dan tidak terpengaruh oleh isu yang tidak dapat dipertanggungjawabkan kebenarannya.
Hal ini dijelaskan oleh Kepala Pusat Gempabumi dan Tsunami BMKG
Drs. Moch. Riyadi, M.Si.
Hal itu membuat kita selalu mengkoreksi diri agar senantiasa beribadah dan memperkuat iman dalam menghadapi berbagai cobaan, ujar Wakil Rakyat Kota Padang ini.
Hal ini diingatkannya pada seluruh warga Kota Padang mengingat hari Jumat, 1 September 2017 pukul 00:06:56 WIB, wilayah Pantai Barat Sumatera diguncang gempabumi tektonik. Hasil analisis terkini BMKG menunjukkan bahwa gempabumi berkekuatan M=6,0 (Update) terjadi dengan koordinat episenter pada 1,33 LS dan 99,65 BT, atau tepatnya berlokasi di laut pada jarak 57 km arah timur laut Kota Muarasiberut, Kabupaten Kepulauan Mentawai, Propinsi Sumatera Barat pada kedalaman 59 km.
Dampak gempabumi yang digambarkan oleh Peta tingkat guncangan (shakemap) BMKG menunjukkan bahwa dampak gempabumi berupa guncangan dirasakan di daerah Padang, Pariaman, Painan dan Kep. Mentawain II SIG-BMKG (V MMI), Padang panjang, Bukit Tinggi II SIG-BMKG (IV MMI), Lima Puluh Kota, Tanah Datar, Solok, Mukomuko,Bengkulu Utara II SIG (II-III MMI),Kepahiang I SIG-BMKG(I-II MMI). Guncangan gempabumi ini belum menimbulkan kerusakan.
Ditinjau dari kedalaman hiposenternya, tampak bahwa gempabumi ini termasuk dalam klasifikasi gempabumi dangkal akibat aktivitas subduksi Lempeng Indo-Australia ke bawah Lempeng Eurasia tepatnya di zona Megathrust yang merupakan zona subduksi lempeng yang berada di Samudera Hindia sebelah barat Sumatra. Konvergensi kedua lempeng tersebut membentuk zona subduksi yang menjadi salah satu kawasan sumber gempabumi yang sangat aktif di wilayah Sumatra. Hasil analisis mekanisme sumber menunjukkan bahwa gempabumi ini dipicu oleh penyesaran naik.
Hingga pukul 00:36 WIB, Hasil monitoring BMKG belum menunjukkan adanya aktivitas gempabumi susulan (aftershock). Kepada masyarakat di sekitar wilayah Kabupaten Kepulauan Mentawai dihimbau agar tetap tenang dan tidak terpengaruh oleh isu yang tidak dapat dipertanggungjawabkan kebenarannya.
Hal ini dijelaskan oleh Kepala Pusat Gempabumi dan Tsunami BMKG
Drs. Moch. Riyadi, M.Si.