Padang - Seharusnya Walikota Padang sudah berada di Jakarta pada malam kemarin, tetapi kegelisahan hati yang dirasakan sesampai di bandara membuatnya memutuskan untuk membatalkan keberangkatan, (14/12).
Apa gerangan yang membuat Mahyeldi gelisah sehingga memilih membatalkan keberangkatan ? Rupanya karena buncahnya kabar tentang seorang warga ditangkap aparat ketika ikut aksi protes terkait klaim tanah Mahbud, Rabu (13/12/2017) malam. Karena penangkapan itu, warga semakin tersulut sehingga juga memprotes pihak kepolisian yang main tangkap. Warga meminta polisi agar melepaskan rekannya. Hal itu, menurut warga tidak adil.
Warga itu dikenal dengan sapaan Oyong Poget. Ia ditangkap polisi karena dituding melakukan pengrusakan saat aksi tersebut.
Walikota didampingi ajudan kembali dengan menggunakan jasa angkutan online, karena mobil dinas yang mengantarkan walikota ke Bandara telah kembali lebih dulu. Sesampai di rumah dinas, Mahyeldi berganti mobil dengan mobil dinas dan langsung menuju Mapolresta Padang.
Di Malporesta Walikota di terima Wakapolresta,tidak lama berselang Kapolresta datang dan langsung mengadakan pembicaraan di salah satu ruangan.
Hampir 1 jam pembicaraan itu berlangsung (tertutup). Tidak ada yang tahu isi pembicaraan tersebut. Yang jelas beberapa saat kemudian Oyong Poget dibebaskan. Pria 40an itu disalami warga. Dia diajak naik ke mobil BA 1 A dan duduk bersisian dengan Walikota menuju kawasan Air Pacah.Berkat mediasi yg di lakukan walikota akhirnya Masyarakat yg sempat di tahan oleh pihak kepolisian bisa di bebaskan.
Oyong Poget diantarkan ke Aia Pacah dimana Forum Nagari Tigo Sandiang bersekretariat. Seketika suasana haru menyelimuti, melihat mobil Camry ditumpangi Mahyeldi dan Oyong Poget tiba di lokasi itu.
Sungguh suatu kepedulian yang patut diteladani dari seorang pemimpin.