Jakarta - Direktur Eksekutif Charta Politika Yunarto Wijaya bicara soal pihak yang siap debat dan yang tak mempersiapkan diri untuk debat setelah melihat sesi IV debat Pilpres 2019 putaran keempat. Bagi Yunarto, penampilan capres Prabowo Subianto pada debat kali ini jadi penampilan terburuk, bahkan sejak 2014.
Terlihat orang yang mempersiapkan debat, dengan orang yang sudah merasa memahami masalah. Di sini Prabowo terlihat sekali memperlihatkan kesulitan memahami isu aktual, kata Toto, sapaan akrab Yunarto, kepada wartawan, Sabtu (30/3/2019).
Bagi Yunarto, penampilan Prabowo dalam debat malam ini adalah pukulan telak bagi timses 02 yang sering mengatakan Jokowi kalah intelek dibanding Prabowo. Yunarto mengatakan Prabowo seolah tak beradaptasi dengan perkembangan.
Balik lagi, ini orang lama yang terlihat ingin berkuasa namun tak menyesuaikan dengan perkembangan zaman, ujar Toto.
Jokowi juga tak tampil istimewa. Ketika misalnya masuk di pertanyaan mal pelayanan publik, itu strategi cerdik, dan tujuannya memuji capaiannya sendiri, imbuhnya.
Soal hankam, Prabowo menekankan pertahanan RI terlalu lemah, kenapa lemah, karena negara tidak punya uang, uang kita ada di luar negeri.
Lagi-lagi Prabowo tak menyebut sama sekali data, kekayaan mana yang ada di luar negeri. Sebenarnya agak keluar dari substansi tapi segera tampak arah semua stressingPrabowo adalah ke soal pentingnya mengelola negara yang bebas korupsi, kata Direktur Konsepindo Research and Consulting Veri Muhlis Arifuzzaman kepada wartawan, Sabtu (30/3).
Jokowi, kata Veri, lagi-lagi lebih taktis dan berbasis data. Ia bicara sesuai tema dan perhatiannya banyak tertuju pada pentingnya gelar kekuatan pertahanan. Soal anggaran, Jokowi menyatakan bidang pertahanan sudah menduduki peringkat kedua alokasi terbanyak setelah Kementerian PUPR.
Kembali Prabowo menyerang Jokowi dengan menyinggung soal briefing yang keliru. Lalu Prabowo menyampaikan ledekan bahkan kepada institusi di mana dia pernah di sana, banyak laporan ABS (asal bapak senang).
Jokowi menjawab dengan lembut bahkan memberi stressingbahwa ia percaya pada TNI. Solusi Jokowi juga menarik, yakni pentingnya investasi alutsista, ujar Veri.
Di bidang hubungan internasional, Jokowi dinilai lebih elaboratif dan menekankan kekuatan bangsa sebagai negara dengan penduduk muslim terbanyak. Jokowi dinilai lebih menguasai tantangan diplomasi sesuai dengan zamannya.
Prabowo berbicara soal diplomasi dan lalu mengkritik. Diplomasi menurutnya harus merupakan bagian dari upaya untuk mempertahankan kepentingan nasional. Karenanya diplomasi harus di-back-updengan kekuatan.
Prabowo kembali emosional bahkan cenderung banyak melontarkan argumen yang kontraproduktif karena berkesan tidak menghargai capaian kemajuan TNI sekarang ini.
Tampak Prabowo terlihat old fashion lagi dengan memandang diplomasi lebih pada unjuk kekuatan. Kalimat yang dilontarkan, "Saya lebih TNI dari TNI, akan menyinggung pihak lain, "ulasnya.
Prabowo terjebak dalam keadaan emosional. Bahkan pemirsa yang hadir ditunjuk-tunjuk dan dimarahi," pungkas Veri soal sesi III.