PADANG – Kepala Dinas Kelautan dan Perikanan Kota Padang Eyviet Nazmar menghadiri acara Lunching Eksport Produksi Pertanian Sumbar yang diadakan oleh Balai Karantina Pertanian Kelas 1 Padang di PT.Wira Inno Mas Jalan Dumai No.1 Teluk Bayur Kecamatan Padang Selatan, Rabu (6/3).
Disela kegiatan Launching tersebut Eyviet mengatakan, dengan adanya Launching eksport produksi pertanian yaitu eksport bungkil kelapa sawit ini menjadi salah satu pendukung visi Wali Kota Padang sebagai Kota Perdagangan.
“Kota Padang memang tidak mempunyai lahan yang luas untuk proses produksi, diperdagangan inilah seharusnya Kota Padang bisa bergerak,” ujar Eyviet.
Selanjutnya dijelaskan Eyviet, disamping komoditi eksport yang telah menjadi primadona selama ini seperti kulit manis, cengkeh, pala, minyak sawit dan sebagainya, ada beberapa hasil pertanian yang bisa menjadi komoditi eksport yang laris di pasar internasional seperti Jengkol, Petai dan Jeruk Nipis.
Jengkol, Petai Jeruk nipis itu termasuk tanaman pekarangan, tidak perlu punya lahan yang luas, kita galakan saja hal ini di Kota Padang, untuk bibit bisa diminta ke Balai Penelitian Teknologi Pertanian (BPTP) Sumbar.
“Kita berharap kepada instansi terkait dalam peningkatan pangan dan perdagangan ini mari kita bersinergi bersama-sama melakukan pembinaan dan dan saling mengisi untuk tercapainya visi dan misi Wali Kota Padang yaitu Padang sebagai Kota Perdagangan,” ungkapnya.
Senada dengan itu Kepala Badan Karantina Pertanian (Barantan) Kementrian Pertanian Ali Jamil mengatakan, disamping komoditas eksport kelapa sawit dan karet, ternyata jengkol dan petai juga telah dieksport ke arab saudi dan negara lainnya dan jeruk nipis juga di eksport ke Belanda dan Perancis.
Disisi lain Ali Jamil menambahkan, sesuai dengan program Kementrian Pertanian untuk melakukan eksellarasi eksportasi seluruh komoditas pertanian atau komoditas non migas, bagaimana kita mengakselerasi ini supaya devisa negara kita meninglkat terutama dimana neraca perdagangan kita bisa meningkat.
“Alhamdulilah hari ini akan kita saksikan pelepasan eksport komoditas pertanian yang akan mengirim bungkil sawit 10.000 Ton Bungkil Sawit ke New Zealand senilai 12,24 milyar. Bungkil Sawit merupakan komoditas volume ekspor 5 terbesar penyumbang devisa negara sektor non migas di Sumater Barat,”imbuh Ali Jamil.
Sementara itu Kepala Karantina Pertanian Kelas 1 Padang , Joni Anwar menyampaikan, bersamaan dengan ekspor bungkil sawit ini juga diekspor 6 komoditas lainnya dengan total nilai sebesar 59,387 milyar rupiah. Dengan rincian sebagai berikut 32.000 Ton Cangkang Sawit (PKS) tujuan Korea Selatan dengan nilai 31,36 milyar rupiah, 83 Ton Santan Kelapa dengan nilai 1,25 milyar rupiah tujuan Belanda, Norwegia, Belgia dan Costarika, 129,3 Ton Kulit Manis tujuan Portugal, Malaysia, Algeria, Amerika Serikat dengan nilai 9,051 milyar rupiah, 19,8 Ton Kopi Tujuan Thailand dengan nilai 730 juta rupiah, 7,875 Ton Cengkeh dan Kapulaga tujuan Malaysia senilai 66 juta rupiah dan 201,6 Ton Karet tujuan China senilai 3,99 milyar rupiah.
“Sebagai unit kerja yang memegang peranan strategis, karantina akan terus memperkuat system agar produk pertanian kita terus melaju menembus pasar global dan mampu bersaing dengan negara lain,” tuturnya.(VN)