PADANG - Datang untuk ketiga kalinya datang ke Kota Padang Abraham Samad, setelah tidak sebagai Ketua KPK mengajar lewat kampus menyebar virus integritas. Pengalamannya selama di KPK pernah ditemukan pegawai pajak bisa korupsi tak punya keluarga. Ternyata masalah integritas atau akhlakul karimah yaitu sama dengan akhlak yang baik atau terpuji dan harus dimiliki oleh semua manusia yang hidup di dunia ini.
Kampus dibangun untuk pembentukan integritas mahasiswa dengan memberi contoh hidup berintegritas. Seorang pemimpin dan tokoh harus bisa memberi ketauladanan, jelas Abraham Samad.
Menurutnya sistem pendidikan di Indonesia cukup memberi kontribusi sangat signifikan. Pembentukan pribadi dimulai dari keluarga yang berakhlak. Jika kuat integritasnya maka tidak mungkin seseorang korupsi apalagi saat usia muda.
Abraham memberi contoh negara Finlandia dan Kota Kobe Jepang, anak kelas 1 SD belum diajar membaca. Beda dengan keadaan di Indonesia. Disana diajar permainan dengan pertanggungjawaban secara bertahap. Ingin mastikan pembentukan karakter secara berproses.
"Jika seorang anak punya karakter kuat maka berbagai apapun cara adanya kesempatan maka dia tidak akan tergoda," jelas Abraham.
Abraham Samad ingin membentuk karakter atau induksi moralnya anak muda sebagai bibit baru generasi bangsa.
Mimpi besarnya ingin hidup 50 tahun lagi dan bertemu dengan generasi yang bertanya," apa itu korupsi seperti mereka bertanya apa itu dinosaurus dan sebagainya".
Ketika ia survey di kota besar tidak menjadikan orangtuanya sebagai perisai. Abraham Samad merasa kuat sekarang karena integritas yang sudah terbentuk dari keluarganya. Ketika ayahnya meninggal pada usia 41 tahun, ibunya tidak menikah lagi karena fokus membesarkan anak-anaknya.
Jika ibunya menikah lagi maka perhatiannya akan terpecah sementara anak-anaknya lebih membutuhkan perhatian optimal. Ternyata keputusan ibunya itu sangat tepat dan membentuk Abraham dan saudaranya sebagai pribadi yang kokoh menghadapi apapun.