Detak Jakarta – Tak bisa dipungkiri lagi! Geliat pembangunan Kota Padang di bawah kepemimpinan Wali Kota Padang dan Wakil Wali Kota, Mahyeldi – Emzalmi (MAHEM) kian dirasakan warga Kota Padang, dan itu pun bisa dilihat dengan mata telanjang. Baik yang berkaitan pembangunan fisik, seperti infrastruktur jalan, pasar raya dan pasar satelit, bedah rumah masyarakat miskin, hingga pembenahan objek wisata.
Begitupun juga dengan pembangunan moral dan karakter generasi muda, melalui program pejuang subuh, wirid remaja, didikan subuh, pesantren ramadhan, sekolah gratis dan program-program lainnya.
Wali Kota Padang Mahyeldi Ansharullah Dt. Marajo memaparkan hal tersebut saat melakukan Dialog Interaktif (On Air) di LPP RRI/ Pro 3 Jakarta pada pukul 17.00-18.00 WIB, Selasa (4 April 2017). Berbagai pujian dan pertanyaan diajukan oleh pendengar salah satu stasiun radio di seluruh Indonesia, baik melalui SMS maupun melalui telepon interaktif. Ada yang mengapresiasi atas keberhasilan Wali Kota Padang dalam membangun Kota Padang, dan ada juga pendengar yang hanya mengatakan bahwa sangat menyukai masakan Padang.
Dikesempatan itu, Mahyeldi juga menyampaikan bahwa Kota Padang juga sebagai kota MICE (Meeting, Incentive, Convention, and Exhibition) yang telah melaksanakan pelbagai iven nasional dan internasional, sehingga Kota Padang juga menjadi salah satu tujuan wisata halal.
Disaat ditanya penyiar PRO 3 diakhir acara tersebut, “Apa resep pak Wali membangun Kota Padang?”, Mahyeldi mengatakan, “Sebagai pemimpin kita harus banyak belajar, belajar dari mana saja, kepada daerah atau orang yang lebih maju dari kita (Macaliak Contoh Ka Nan Sudah, Maliek Tuah Ka Nan Manang). Kita adopsi kemajuan tersebut, lalu kita modifikasi sesuai kebutuhan dan aturan yang berlaku di daerah kita,”.
Selanjutnya, jadikanlah kritikan sebagai senjata untuk bekerja lebih baik lagi. Tanpa kritikan, kita tidak akan mengetahui apa yang telah dikerjakan telah sempurna atau masih banyak kekurangan. Disamping itu, harus banyak mendengar saran dan keluhan dari masyarakat, saling berkomunikasi, agar adanya kesepahaman dan saling mengerti dalam menyelesaikan suatu persoalan, sehingga tidak ada lagi jarak antara pemimpin dan masyarakat.
“Dan yang terpenting adalah kita harus mampu mengkapitalisasi potensi yang ada di masyarakat untuk kemajuan di Kota Padang. Sehingga, masyarakat akan terlibat langsung dalam membangun Kota Padang,” tambah Mahyeldi lagi. (LL/Nda)